Suara Jember News, Jember – Permasalahan pupuk menjadikan sejumlah petani di kawasan Jember memanfaatkan tanaman hortikultura sebagai pemasukan tambahan. Seperti yang diketahui, tahun 2024 ini pemerintah mengurangi alokasi pupuk bersubsidi untuk petani hingga 50 persen untuk wilayah Jember. Belum lagi, para petani harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli pupuk non subsidi.
Ketua Kelompok Tani Desa Sumberejo Ambulu Hamsah Fansuri mengatakan, para petani saat ini hanya mengandalkan tanaman hortikultura sebagai pengganti tanaman pangan utamanya padi. Adapun beberapa tanaman yang biasa ditanam oleh para petani desa Sumberejo diantaraya cabai, tomat, melon, kubis, hingga sawi.
Baca Juga : KAI Jember Catat Jumlah Penumpang Selama Angkutan Lebaran Meningkat
“Sebenarnya untuk tanaman pokok itu hanya sebatas keterpaksaan saja, karena mengikuti musim. Makanya kita selingkan dengan tanaman hortikultura,” ungkapnya kepada RRI Sabtu (20/4/2024).
Hamsah juga mengaku dengan kondisi harga sewa tanah/sawah yang saat ini cukup tinggi, membuat sebagian petani malah merugi.
“Belum lagi harga sewa yang tinggi, satu hektare per tahun bisa Rp.40 juta. Biaya sewa dengan biaya produksi ini hampir seimbang. Kita untungnya dari mana,” ucapnya.
Baca Juga : Pandampingan Dan Evakuasi ODGJ Yang Di Pasung
Para petani di desa Sumberejo ini masih mampu bertahan hidup dengan memanfaatkan pekarangan, kebun, maupun tanah sewah sebagai tempat budidaya tanaman hortikultura.
“Kita semua masih bisa bertahan karena menanam hortikultura. Kalau tidak begitu pasti semua akan roboh,” tandasnya.
Sumber : rri.co.id